Beberapa hari sebelum berangkat, kakak saya yang sudah menjelajahi Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan hobinya adalah kulineran, sudah merekomendasikan tempat-tempat yang wajib saya kunjungi selama di Semarang. Untuk selera, saya percaya dengan kakak karena kami memang dilahirkan dari seorang ibu yang masakannya super enak (mungkin terkesan bias, tapi statement ini di-iya-kan oleh teman-teman kami yang sempat mencicipi masakan ibu). Salah satu kuliner Semarang yang di-highlight kakak adalah Tahu Gimbal Lumayan Pak Man, bahkan kakak minta dibawakan ke Jakarta. Noted! Jadilah kunjungan pertama saya adalah tahu gimbal, karena walaupun tertulis jam operasional adalah 10 pagi sampai 4 sore, tapi pada kenyataannya sebelum jam 3 sore sudah habis.
Man proposes, God disposes, rencana tinggal rencana karena akhirnya semua rencana saya di hari terakhir sebelum pulang harus bubar jalan karena jadwal penerbangan yang diubah sebanyak tiga kali oleh maskapai penerbangan pantun. Kesal dan kecewa itu pasti, tapi pada akhirnya saya hanya bisa berbaik sangka bahwa pasti Allah punya rencana yang lebih baik dengan perubahan jadwal yang seperti minum obat ini. Akhirnya saya mengalah kembali ke Jakarta dengan pesawat 13:10 yang artinya saya hanya sempat sarapan lewat gofood dan makan siang di Bandara. Alhamdulillah alaa kulli haal.
Allah Maha Baik, disaat pasrah untuk kembali ke Jakarta lebih awal dan melupakan semua janji, seorang teman baik hati menawarkan untuk membelikan tahu gimbal buat saya bawa pulang ke Jakarta. Dwie, teman saya itu bahkan rela datang pagi ke Tahu Gimbal Pak Man untuk kemudian menyambangi saya di bandara. Alhamdulillah, kami punya waktu sekitara 30 menit untuk ngobrol sebelum saya boarding. Terimakasih banyak ya Dwie!
Sampai Jakarta, tahu gimbal idaman hati langsung dieksekusi. Dan kakak saya benar, tahu gimbal ini beda! Gimbalnya (udang goreng tepung) besar, empuk dan berasa kalau berasal dari udang yang segar. Kolnya masih berbentuk helai daun dan sudah ditumis tapi tetap krenyes waktu dimakan, tahunya gak langu (apa ya bahasa Indonesianya), telur dadarnya juga tebal dan sambel kacangnya kental dengan rasa bawang putih yang bikin petisnya jadi aman buat saya yang bukan penyuka petis dan satu lagi, lontongnya padat dan legit. Begitu semua disatukan dalam piring, diaduk dan disuapkan ke mulut, rasanya kayak lebaran :)
Tahu Gimbal Tanpa Lontong
Terjawab sudah, kenapa kakak saya maunya tahu gimbal Pak Man bukan yang lain, karena rasanya memang juara. Untuk hargapun menurut saya sesuai dengan porsi, kemarin itu kami makan dua bungkus bagi tiga aja sudah kenyang. In shaa Allah net visit ke Semarang bisa makan langsung di tempat, karena saya yakin rasanya bakalan lebih enak lagi.
--------
Tahu Gimbal Lumayan Pak Man
Tahu Gimbal Biasa: IDR 18K
Tahu Gimbal + Lontong: IDR 20K
Tahu Gimbal + Lontong + Telur Dadar: IDR 25K
Jl. Plampitan No.54, Bangunharjo, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50139
Buka setiap hari: 10:00 - 16:00 WIB
HP: +62 (0) 823-2508-8464
Kuliner Semarang - Tahu Gimbal Lumayan Pak Man
Culinary /
Review /
Semarang /
Tahu Gimbal