Seakan masih bisa kudengar tertawa puasnya setelah melihatku mundur teratur.
"Musik dangdut? No way!"
"Why not?" katanya dengan tatapan super jahil.
Kutinggalkan dia yang mengiringi langkahku dengan derai tawanya. .
"Ndra, gotcha!" .
Kulambaikan tanganku dan mempercepat langkahku tapi tawakupun tak bisa kutahan lagi. Cewek satu ini begitu istimewa.
Masih tiga jam lagi sebelum boarding dan sebenarnya aku ingin duduk diam di sini menikmati kenangan tentangnya, tapi pasangan di depanku seakan mempunyai misi untuk membuatku gila. Ah, aku butuh asupan cafein demi menjaga kewarasanku ini.
Baru akan kuteguk kopiku ketika
"Indra?"
Kuikuti suara itu sampai kulihat seorang wanita berkacamata memandangku seolah tak percaya. Kutaksir umurnya tak jauh beda denganku.
"Iya, gue Indra. Elo?
"Elo gak kenal gue, tapi gue kenal elo" jawabannya membingungkanku. "Gue adalah salah satu dari sekian banyak cewek yang histeris setiap elo mendekat ke depan panggung. Bikin degdegan" tawanya lepas.
Kupandangi wajahnya, senyumnya manis dan kacamatanya tak mampu menyembunyikan lentik bulu matanya. Bibirnya...
Buru-buru kualihkan pandanganku. Perjalanan ini kulakukan buat dia, wanita yang membuat rinduku membiru.
No comments :
Post a Comment